Lumajang, Jawa Timur – Gunung Mahameru, puncak tertinggi di Pulau Jawa, kembali menarik perhatian dunia. Kali ini, gunung yang menjadi bagian dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru tersebut dipilih sebagai lokasi utama syuting film dokumenter alam bertema konservasi dan perubahan iklim yang diproduksi oleh rumah produksi asal Prancis, “TerraVisio Films.”
Tim produksi yang terdiri dari sineas, peneliti, dan fotografer alam telah berada di kawasan Ranu Pane sejak awal Juli 2025. Mereka melakukan pendakian secara bertahap untuk merekam berbagai sisi ekosistem Gunung Semeru, mulai dari vegetasi khas sub-alpin, fauna endemik, hingga aktivitas vulkanik kawah Jonggring Saloka yang terkenal.
“Semeru adalah simbol kekuatan dan keteguhan alam Indonesia. Kami sangat terinspirasi oleh keragaman hayati serta budaya lokal yang hidup berdampingan dengan alam ekstrem,” ujar sutradara dokumenter, Luc Bresson, dalam konferensi pers di Lumajang.
Film dokumenter ini juga menyoroti upaya pelestarian lingkungan yang dilakukan masyarakat sekitar, seperti program penanaman hutan kembali oleh relawan lokal serta peran porter dan pemandu gunung dalam menjaga kebersihan jalur pendakian.
Pihak Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) mendukung penuh proses produksi film ini. Mereka berharap film tersebut bisa mengedukasi masyarakat global tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem pegunungan di tengah ancaman perubahan iklim.
Proyek ini dijadwalkan rampung akhir 2025 dan akan ditayangkan dalam berbagai festival film internasional, termasuk Cannes dan Tokyo International Environmental Film Festival. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif turut memberikan dukungan logistik dan perizinan demi kelancaran syuting.
Selain menjadi pusat perhatian pencinta alam, Gunung Semeru kini juga kian diperhitungkan sebagai destinasi ekowisata kelas dunia dengan potensi besar dalam diplomasi budaya dan lingkungan.