
Tanggal: 5 Juli 2025
Yogyakarta — Media sosial Indonesia kembali diramaikan oleh tren unik dan menggemaskan. Seekor kucing berbulu oranye dengan nama “Mas Bintil”, kini menjadi sensasi internet setelah videonya naik ojek online sambil mengenakan baju batik dan helm mini viral di TikTok dan Instagram. Dalam waktu tiga hari, videonya ditonton lebih dari 24 juta kali, dengan komentar netizen dari dalam maupun luar negeri membanjiri akun TikTok pemiliknya, @lintangbintil.
Tak hanya menghibur, tren ini juga memicu diskusi lebih luas mengenai gaya hidup pemilik hewan peliharaan, pariwisata ramah hewan, hingga peluang bisnis fesyen untuk kucing di Indonesia.
Kucing Batik yang Viral
Mas Bintil adalah kucing adopsi berumur dua tahun milik Lintang Cahyaningrum, seorang fotografer lepas asal Sleman. Ia mulai membiasakan Mas Bintil naik motor sejak kecil. Kostum batik yang dikenakan kucing itu dijahit tangan oleh ibunya dan kini menjadi ikon khas setiap kali mereka bepergian.
“Kami bukan mau cari viral. Memang tiap Sabtu kami keliling Jogja, ngopi atau foto-foto. Mas Bintil itu anteng banget, suka jalan-jalan, dan kalau pakai baju malah tambah kalem,” ungkap Lintang.
Videonya memperlihatkan Mas Bintil duduk di tas gendong motor, lengkap dengan helm khusus kucing dan rompi batik kecil, berhenti di titik-titik populer seperti Tugu Jogja, Malioboro, dan Kopi Klotok.
Ledakan Popularitas & Undangan Kolaborasi
Setelah viral, Mas Bintil menerima:
-
Undangan tampil di program TV nasional
-
Sponsorship dari brand makanan kucing dan petwear lokal
-
Endorsement batik hewan dari UMKM fashion Jogja “KainKuku”
-
Undangan dari Dinas Pariwisata Yogyakarta untuk menjadi maskot kampanye “Jogja Ramah Pet”
Bahkan, akun Instagram-nya @masbintil_official kini sudah tembus 580 ribu followers hanya dalam waktu 1 minggu.
Tren Gaya Hidup & Fesyen Hewan
Viralnya Mas Bintil menandai lonjakan tren “pet mobility culture” dan fesyen hewan peliharaan di kalangan generasi muda urban Indonesia. Menurut data Tokopedia, penjualan pakaian hewan meningkat 310% dalam 6 bulan terakhir, khususnya:
-
Kostum adat Nusantara untuk kucing dan anjing
-
Carrier motor/sepeda khusus hewan
-
Helm hewan peliharaan
-
Kacamata dan harness modifikasi
“Dulu kami hanya jualan hoodie lucu untuk kucing. Sekarang permintaan kostum adat seperti batik dan kebaya melonjak,” ujar Yuni Santoso, pendiri merek petwear Cakar Nusantara.
Kritik & Etika
Meski lucu, sebagian pecinta hewan mengingatkan pentingnya memastikan kenyamanan dan keselamatan hewan dalam tren seperti ini. Dokter hewan dari FKH UGM, drh. Alisa Kumara, menyebut bahwa:
-
Kostum harus berbahan lembut dan breathable
-
Tidak mengganggu pergerakan atau pendengaran hewan
-
Perjalanan motor harus pendek dan hewan harus terbiasa sebelumnya
Lintang mengaku selalu memeriksa kondisi Mas Bintil, termasuk suhu tubuh, kenyamanan harness, serta waktu bermain bebas tanpa kostum setiap hari.
Kesimpulan:
Di era digital dan visual ini, hewan peliharaan bukan sekadar teman di rumah, tapi juga bagian dari gaya hidup dan ekspresi budaya. Mas Bintil, dengan batiknya, mengingatkan bahwa bahkan kucing pun bisa jadi duta keunikan lokal — selama dilakukan dengan penuh cinta, kesadaran, dan tanggung jawab.