Desa kecil di Negara Bagian Telangana mendadak viral setelah temuan mengejutkan dari aktivitas penggalian rutin memicu fenomena spiritual dan arkeologis.
Telangana, India – 14 Juli 2025
Sebuah desa terpencil di Telangana, India, kini menjadi pusat perhatian nasional dan internasional setelah sekelompok warga menemukan sebuah patung batu kuno saat menggali sumur di pekarangan rumah salah satu warga. Patung yang diyakini menggambarkan sosok Dewa Siwa ini diperkirakan berusia lebih dari 1.500 tahun, berdasarkan pengamatan awal arkeolog lokal.
Ditemukan Secara Tidak Sengaja
Penemuan ini terjadi ketika keluarga petani bernama Ramesh sedang menggali sumur baru untuk keperluan irigasi. Saat kedalaman mencapai 4 meter, alat gali mereka membentur sesuatu yang keras. Setelah membersihkan area tersebut, mereka menemukan patung setinggi 90 cm dengan ukiran rumit yang menggambarkan sosok dewa dalam posisi duduk meditatif, lengkap dengan atribut khas seperti trisula dan ular kobra.
Warga Langsung Gelar Ritual
Begitu kabar menyebar, ratusan warga dari desa dan wilayah sekitar langsung berdatangan untuk menyaksikan patung tersebut. Banyak yang mempercayai bahwa ini adalah tanda keberkahan, bahkan kehadiran langsung dari Dewa Siwa. Prosesi ritual doa dan persembahan bunga langsung dilakukan di lokasi penemuan, dan beberapa tokoh spiritual mengklaim telah merasakan “energi ilahi” di sekitar tempat tersebut.
Arkeolog Turun Tangan
Tim dari Archaeological Survey of India (ASI) segera dikerahkan untuk meneliti lebih lanjut. Peneliti awal menyatakan bahwa patung ini kemungkinan besar berasal dari Dinasti Chalukya, yang pernah memerintah wilayah tersebut pada abad ke-6 hingga ke-12. Gaya pahatan dan detail artistik menunjukkan pengaruh kuat dari seni Hindu klasik.
“Ini adalah temuan luar biasa yang bisa membuka lebih banyak informasi tentang sejarah spiritual dan budaya Telangana,” ujar Dr. Ranjith Kumar, arkeolog dari ASI.
Ancaman Komersialisasi & Kerumunan Tak Terkendali
Namun, ketenaran mendadak juga membawa tantangan. Kemacetan lalu lintas, kerusakan area sekitar karena ribuan pengunjung, serta munculnya oknum yang mencoba menjual ‘air suci’ dari lokasi membuat pemerintah desa mulai menetapkan